Friday, June 24, 2016

,

Secangkir Kopi dan Pencakar Langit - Aqessa Aninda


Judul: Secangkir Kopi dan Pencakar Langit
Penulis: Aqessa Aninda
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo




Blurb:

Satrya nggak munafik, first impression seorang laki-laki terhadap perempuan pasti tampilan fisik dulu sebelum inner beauty. Namun teori itu terbantahkan ketika Satrya tanpa sengaja meminta bantuan Athaya, seorang IT system analyst yang begitu passionate dengan profesinya, dan juga dijaga habis-habisan sama cowok-cowok IT yang pada sayang sama 'dedek' mereka ini. Satrya bisa memilih cewek cantik mana saja untuk didekati—penampilan Satrya memang mampu bikin cewek-cewek melirik sekilas kepadanya. Tapi, ia memilih Athaya. Sedangkan Athaya diam-diam sudah lama memendam rasa pada Ghilman. Masalahnya... Ghilman sudah punya pacar.


Di tengah-tengah business district nomor satunya Jakarta, kopi, rokok, meetingreportafter office hour, cowok-cowok rapi dengan kemeja slim fit, kaki jenjang cewek-cewek dengan heelstujuh sentimeter, ada sepotong kisah cinta segitiga antara Athaya, Satrya, dan Ghilman. Siapakah yang akan Athaya pilih? Satrya yang menarik dan fun atau Ghilman yang baik hati sertagesture-nya yang selalu bikin jantung Athaya deg-degan? Benarkan dicintai rasanya lebih menyenangkan daripada mencintai?

Seperti yang ada di blurb-nya, SKdPL ini bercerita tentang Satrya - Athaya - Ghilman. Athaya itu dari dulu udah naksir Ghilman, tapi Ghilmannya udah punya pacar. Terus, datanglah Satrya yang ceritanya ganteng banget. Nah, Satrya ini tertarik sama Athaya, karena semangatnya, dll, dll, dan dia pun mulai melancarkan jurus-jurus modus.

Tapi, terus, Ghilman putus sama pacarnya. Dan habis dia putus, eyangnya Ghilman ngenalin dia sama anak temennya--katanya, temennya ini punya cucu cantik dll. Nah, pas ketemu, taunya itu Tata (bukan Toto, itu mah kloset) alias Athaya.

Sejak dari situ, Ghilman jadi lebih merhatiin Athaya dan sadar sama tingkah lakunya Athaya ke dia selama ini. Athaya yang sering sengaja nyamain jam pulang sama Ghilman biar bisa satu lift, lah, dan segala macem.

Oke, tapi, waktu itu Satrya udah mulai deket sama Athaya. Dan Athaya juga pernah dibilangin sama ibunya, kalau dicintai itu lebih menyenangkan daripada mencintai.

Dengan Satrya, ia tidak hanya menatap sebuah punggung. Dengan Satrya, ia tinggal meraih uluran tangan Satrya.

Hm, tapi sebenernya, ada satu hal lagi yang bikin Satrya seneng sama Athaya, yaitu, Athaya mirip sama Alisha--sahabatnya pas kuliah yang sekarang nikah. Satrya ini punya perasaan sama Alisha tapi karena terlambat nyatain, ya ditinggal nikah, deh.



Nah, kelanjutannya, silakan dibaca sendiri! Kira-kira, siapa yang bakal Athaya pilih? Satrya yang masih terjebak bayang-bayang (?) Alisha, atau Ghilman yang sama dia, Athaya seolah cuma menatap 'punggung'?

*jengjeng*

Nah, oke, basa-basi bentar, yaa HEHEHE.

Tulisan pertama Kak Echa yang saya baca di Wattpad adalah Jejak. Pertama pengin baca Jejak karena cerita itu sering muncul, dan jadi penasaran. Tapi pas liat ada #3 di judulnya, saya jadi pengin baca yang #1 alias SKdPL (walaupun enggak nyambung, sih... yah, nyambung cuma ya gitu, lah). Tapi pas itu, SKdPL katanya udah mau diterbitin dan saya males baca buru-buru (atau emang udah diapus, ya? Lupa wkwk). Intinya, saya mau beli versi cetaknya ajaa. Jadilah saya baca Jejak.

Dan saya suka sama cerita itu! Suasananya Chick-lit abis. HAHA. Suka sukaa! Makanya ngebet banget pengin beli SKdPL ini. Saya juga ikut PO SKdPL dan walaupun sampenya telat, tapi ahh, dapet postcard yang sangat amat lucu dan ada tanda tangan Kak Echa yayy!

Tapi, karena saya udah baca Jejak, saya udah tahu Athaya milih siapa di SKdPL : " HAHA. Cuma pas baca SKdPL, enggak terlalu kaget sih, sama ending-nya. Bukan karena udah baca Jejak, cuma kelihatan aja di awal itu si ono lebih ditonjolin daripada si anu. Dan kerasa aja Athaya bakal milih siapa (sotau mode on).

Sebenernya, awal saya baca Jejak, saya agak aneh sama cara Kak Echa bercerita. Kayak, santai banget. Berasa orang ngobrol. Dan kadang di narasi ada kayak dobel-dobel huruf gitu. Misalnya: 'Yaaaa, Satrya aja bla bla bla'.

Jadi, awalnya saya sempet mandek pas baca Jejak. Tapi karena anaknya gabut, jadi saya buka dan baca lagi. Dan setelah lewat beberapa chapter, saya jadi enggak masalah sama gaya berceritanya Kak Echa. Jadi khas gitu malah. HEHE.

Makanya, pas baca SKdPL ini, saya enggak kaget pas nemu gaya berceritanya sangat seperti Kak Echa.

Oke, sekarang mari kita bahas bukunya.

Kalau ngomongin masalah EyD, tanda baca, dan typo, kayaknya banyak, sih. Ya, enggak banyak-banyak amat juga. Cuma kayak kalimat enggak efektif itu masih sering saya temuin.

Misalnya ini:


sebenarnya bisa sekali aja, kan, bilang 'terdengar samar-samar'nya?



bisa pakai 'bener-bener' aja atau 'sama sekali' aja

Dan saya mau ngasih contoh typo. Sepele, sih, sebenernya HEHE.


maksudnya 'dalam kantong'

Daaan:

'detail' ada kok, di KBBI. Jadi enggak usah di-italic.

Terus, ada inii. Sebenernya saya enggak tahu, ini saya yang salah nangkep atau gimana, cuma saya sih nangkepnya gini:

Satrya mau nganter ke Athaya bandara pas Athaya mau ke Jepang, dan lihat bapaknya Athaya sakit

nah, abis itu Satrya nanya kan, bapaknya sakit apa, dll. Dan dia juga nanya keadaan rumah kayak ibunya kerja atau enggak. Yang berarti, Satrya emang baru bener-bener tahu keadaan rumah Athaya, kan? Dia juga baru tahu ayahnya sakit apa

Tapi terus, di halaman 213 ada semacam flashback gitu:

sebelum Athaya berangkat ke Jepang, Satrya ngobrol-ngobrol (lanjut ke foto di bawah. Itu nyambung. Dipotong takutnya spoiler)

terus, Satrya bilang, 'bokap lo sakit' ke Athaya. Padahal, ini kan sebelum Athaya berangkat ke Jepang. Terus pas Satrya mau nganter ke bandara (yang berarti setelahnya), Satrya masih nanya "Ayahmu udah lama pakai tongkat?" dan "Sakit apa?" Terus Athaya bilang kan, tadinya pakai kursi roda, berarti Satrya emang belum tahu sebelumnya. Hmm.

Ya, mungkin Satrya lupa.

Btw, ada satu lagi. Enggak terlalu penting, sih, cuma, menurut saya agak gimana gitu:

enggak apa-apa, sih nyelipin bahasa asing. Cuma jadi agak aneh aja setelah beberapa paragraf kayak kesannya menyentuh (?) gitu. Menurut saya, kalimatnya bisa diubah jadi: beberapa kali ia mencoba menolak kenyataan ini. 

Mungkin itu dulu soal kesalahan-kesalahannya. Masih ada beberapa kesalahan lagi, sih--kayak penggunaan koma sama tanda petik, cuma saya males masih bisa dimaklumi. Walaupun koma itu sebenernya berpengaruh banget sama arti kalimat (sotau mode on) cuma yaa, mungkin bisa diperbaiki buat ke depannya.

Soal alur, menurut saya biasa aja, sih. Cuma Kak Echa bisa mengemas ceritanya dengan cukup baik, jadi ceritanya enak dibaca.

Terus yang saya suka lagi dari cerita ini adalah GENG FOGGING! Siapa yang enggak suka geng fogging? Nyampah-nyampah lucu (?) AAA RADHI DAN GANESH KUGEMAS.

Cover bukunya juga baguss! Suka banget HHAHA. Dan nilai plus juga karena saya emang suka Chick-lit wahahah.

Dan, ada beberapa kutipan yang saya suka juga dari sini. Ini beberapa yang saya suka:

Kata orang, menggenggam cinta itu seperti menggenggam pasir, jangan terlalu erat, nanti perlahan terempas.

(walaupun untuk kutipan ini, saya agak gimana gitu sama kata 'terempas'. Di KBBI, artinya kan semacam terbanting atau tercampak. Cinta bisa sih, terbanting atau tercampak, tapi kalau disamain sama menggenggam pasir jadi agak aneh. Menurut saya, bisa aja sih, 'terempas'-nya diganti sama 'terlepas' atau apa)

--

Bagi aku separuh bebanmu, Ta, agar kamu tidak memikulnya sendirian.
--

Dicintai duluan memang lebih menyenangkan, tapi kalaupun kita mencintai duluan sebelum dicintai, rasanya dicintai itu jadi terasa tidak begitu penting, ya?

(di sini ada yang kurang efektif juga, sih. Itu yang 'rasanya dicintai itu jadi terasa...')

--

Jadi, intinya meski dicintai menyenangkan, mencintai itu rasanya luar biasa, ya?
--

Tapi di dunia yang sempit itu, tetap saja hati Ghilman tidak bisa menemukan hati Athaya.
--

Di tengah-tengah pencakar langit yang tinggi dan kokoh dengan ketidakpeduliannya akan sekitar, ada secangkir kopi yang hangat dan menenangkan.

--

Oke, mungkin itu dulu. Oh iya, kalau suatu hari nanti Jejak naik cetak, saya pasti beli AHAHA. Kan bakal ada Radhi dan Cewek Gopek. WWK.

Terakhir, saya kasih 3 dari 5 bintang buat ceritanya si Tayang Tayang ini wkwk.


ini postcard-postacardnyaa


3 comments:

  1. Waa thanks a lot yaaa reviewnya! Kamu jeli sekali menemukan bag yg aneh itu. Thanks bgt. :')
    Yaa.. Semoga Jejak bs menyusul hehe

    ReplyDelete
  2. Kok aneh gitu ya bahasanya. Tadinya aku tertarik baca karena judulnya menarik, tapi setelah baca review kamu, ah, aku urungkan:"""

    ReplyDelete